Kamis, 13 November 2014

KITA PASTI BISA

Sekecil apapun nilai kesuksesan yang Anda raih, jika Anda meraihnya dengan susah payah pasti hasilnya adalah sebuah kepuasan.

Untuk mendapatkan apa yang belum kita miliki, kita harus melakukan apa yang belum pernah kita lakukan.
Seseorang belum bisa dikatakan gagal hanya saat dia jatuh dan terinjak, melainkan ketika dia mulai berhenti bertindak.

Ketika kamu takut tersesat, disitilah kamu tidak akan menemukan jalan yang baru.
Jika menurut Anda kegagalan adalah akhir dari segalanya, sebenarnya itulah awal kesuksesan yang baru.

Sahabat memang tak bisa mencegah datannya masalah baru, namun dia tak akan membiarkanmu menghadapinya sendirian.
Biarkanlah mereka yang mengejekmu, karena kamu akan membutuhkan penonton disaat sukses nanti.

Jangan katakan "nanti", karena kata tersebut adalah penghambat kesuksesan.
Jangan menyusahkan diri dengan mengerjakan hal yang tak mampu, kerjakan hal kecil yang kamu bisa untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik.

Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari tanganmu, ingatlah Dia akan memberikan sesuatu yang lebih baik untukmu.

Kamis, 06 November 2014

KEINDAHAN PULAU MENGARE GRESIK

KEINDAHAN PULAU MENGARE GRESIK


Di pulau Mengare terdapat sebuah benteng peningalan portugis tepatnya di Pantai Binting terdapat sebuah Benteng peninggalan bangsa Portugis yang bernama Benteng Lodewijk enteng Lodewijk memiliki denah berbentuk empat persegi panjang.yang didirikan sekitar tahun tahun 1800an yang pimpinan pembangunan benteng ini bernama Laksamana Buyskess.. dinamakan benteng Lodewijk karena untuk menghormati Louis Bonaparte sebagai orang yg mengangkat daendels sebagai gubernur jenderal pada saat itu tepatnya di desa Tajung widoro. sebenar nya masih banyak benteng yang lain akan tetapi semua tinggal puing -puingnya saja
sepanjang perjalanan menyusuri muaora sungai menuju pantai letak Benteng Lodewijk, akan ditemui deretan hutan Bakau hijau nan indah.  
setelah menempuh perjalanan sekitar 15-20 menit, akhirnya sampai juga di Pantai Benteng Lodewijk. 
Di sebelah selatan Benteng mengalir sungai Cemara dan Sisi timur benteng ini membentang selat Madura. 
Menurut catatan sejarah kolonial Inggris, disebutkan bahwa Benteng Lodewijk berdiri di ujung sebuah endapan lumpur yang menjorok kearah selat Madura sejauh 1400 yard dari Pulau Mengare

Hamparan Benteng Lodewijk
keindahan laut mengare dari sebeelah barat yang penuh dengan hamparan pasir putih


hamparan hutan yang ada di sekita Benteng Lodewijk 

Reruntuhan Benteng Lodewijk

Sisa Reruntuhan Benteng Lodewijk

Berikut peta kuno Benteng Lodewijk, pulau mengare ( dulu bernama menarie ) dan perairan daerah sekitarnya.. Sumber : Archieve Nationale, Fonds de la Secreterirerie d'Etat IV 1740,Caran, Paris/Eymeret tt: 145-146
Peta zaman duluh

Reruntuhan Pulau Benteng Lodewijk dimana Benteng ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1830an di tengah laut dan saat ini lokasi ini masuk pulau Mengare kecamatan Bungah kabupaten Gresik. 
Pada masa itu ada kekuatan yg berupaya memperebutkan area jajahan, satu pihak yaitu aliansi dari Austria, Prusia dan Rusia sedangkan pihak lain ada Belanda dan Perancis. Pada masa itu Napoleon Bonaparte menunjuk langsung Herman William Daendels untuk membuat pertahanan di Pulau Jawa dari serangan Inggris. Instruksi ini diberikan dalam 37 PASAL pada tanggal 29 Januari 1807. Benteng ini bersamaan dibangunnya dengan Benteng Teluk Meuween di Ujung Kulon.




















Sumur tersebut banyak sekali terdapat di tiga desa yang ada di pulau Mengare karna dulu disana tempat tinggal para tentara kolonial Belanda 

Ketika Belanda kembali berkuasa pada tahun 1817, monopoli diberlakukan lagi. Diberlakukan lagi sistem ekonomi uang kertas yang sangat dibenci dan keluar perintah sistem kerja paksa (rodi).juga termasuk d pulau mengare juga sama.

PULAU SERIBU CERITA

ejtcom_mengare_slide_dalam
Pulau Mengare merupakan bagian dari Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Menuju ke lokasinya pun cukup mudah. Jalan paving selebar 2,8 meter dengan kiri dan kanannya lahan tambak di tambah semak belukar adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan Desa Sembayat (Bungah) dengan Pulau Mengare. Menuju ke sana dapat di tempuh lewat jalan tol Surabaya-Manyar. Setelah itu turun Manyar menuju Sembayat.
ejtcom_mengare_1Sesampai di Sembayat sebelum melintas di jembatan layang yang melintang di atas sungai Bengawan Solo, dijumpai sebuah jalan kecil dan ada beberapa orang yang menjaga portal (palang pintu masuk menuju Pulau Mengare). Jarak portal Sembayat ke Pulau Mengare sepanjang 12 km. Setelah itu kita akan menemukan sebuah tugu yang bertuliskan ‘Selamat Datang Pulau Mengare Desa Watu Agung’. Sampailah kita di pulau yang keseharian penduduknya bercakap menggunakan bahasa Madura.
Sebagai wilayah kepulauan, penduduk setempat yang laki-laki kebanyakan melaut (nelayan) di Selat Madura. Terkadang ada juga yang bekerja sebagai buruh tambak yang letaknya hampir mengitari kepulauan tersebut. Sedangkan bagi yang perempuan lebih banyak tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga. Dan sebagian dari mereka ada yang memilih melancong ke luar kota, untuk mengadu nasib sebagai buruh pabrik. Seperti di Surabaya dan Jakarta.
Nelayan setempat kebanyakan mencari rajungan (sejenis kepiting), cumi-cumi dan udang. Setelah itu mereka jual kepada tengkulak. Khusus untuk rajuangan dijual nelayan pada sebuah Home Industry (rumah usaha) bernama Mini Plant. Usaha tersebut berupa pengelolahan daging rajungan untuk di ekspor ke luar negeri, seperti Amerika, inggris dan Jepang. “Ya, rajungan-rajungan ini kami beli dari nelayan dengan harga berbeda tergantung isinya dalam setiap kilogramnya,” tutur Miftahudin (39).
ejtcom_mengare_12Lebih lanjut Miftahudin mengatakan rajungan dibelinya dari para nelayan perkilogramnya dengan isi 12 ekor untuk ukuran paling kecil dengan harga Rp. 22 ribu. “Dan harga itu untuk nelayan, beda lagi bila membeli dari tengkulak yang biasanya dengan harga Rp. 25 ribu,” Imbuhnya. Kendati demikian tidak selalu rumah usaha itu bertumpu pada nelayan. Karena rajungan yang diborong tergantung dari bentuk dan kwalitasnya. “Kalau lebih baik dari tengkulak, mengapa tidak,” tukas Wanto, salah seorang pekerja lainnya.
Belakangan geliat nelayan Pulau Mengare perlahan mengalami ujian. Tentu, akibat dari sebagian wilayah pesisir Gresik yang mengalami perubahan Mangrove. Terutama pengaruh industrialisasi yang berdampak pengkisan wilayah kelautan. Kawasan pesisir Gresik merupakan delta Brantas yang mengalami sedimentasi sehingga terjadi penambahan lahan pantai sampai beberapa kilo meter, hal ini menyediakan Feeding ground bagi berbagai jenis burung air, semua daerah pengamaan (Ujung Pangkah, Pulau Mengare, Kali lamong, dan Kebomas) memiliki banyak kesamaan karena dipengaruhi oleh proses sedimentasi.
Daerah Gresik banyak mengalami perubahan mangrove terutama digunakan untuk area industri dan pelabuhan. Mangrove tersisa di daerah tambak, pada garis pantai lainnya hanyalah semak mangrove atau komunitas ketebalan kurang dari 60 meter. Pengaruh dan dampak industrialisasi juga berdampak bagi mata pencaharian penduduk Pulau Mengare. Seperti yang diutarakan M. Sholeh kini kebanyakan warga di sini banyak yang bekerja di Jakarta sebagai buruh pabrik. “Mau bagaimana lagi bertumpu pada hasil laut, seperti itulah hasilnya,” tambahnya.
Pelarian Putri Solo
Tatkala kita singgah di suatu daerah, pasti banyak kisah yang bercerita tentang asal-usulnya. Begitu juga di Pulau Mengare, banyak kisah di balik kesunyian tempat ini.
ejtcom_mengare_123Awal mula dari pulau yang memiliki jumlah penduduk sekitar 9.200 jiwa itu terkuak dari sebuah legenda Putri keraton Solo dan seekor ular raksasa. Saat itu sang putri keraton Solo melarikan diri dari perjodohannya dengan lelaki bangsawan asal Cina. Sang Putri pun pergi seorang diri dengan naik perahu menyisiri Sungai Bengawan Solo menuju jalur pantai utara menuju ke arah timur. Hingga akhirnya Sang Putri terdampar di Bengawan Legowo atau (kini; Telaga Pacar), yang terletak di Dusun Kramat, Pulau Mengare.
Sang Raja (Ayahanda Sang Putri) pun geram mengetahui kaburnya putrinya. Dan ia mengutus seekor ular raksasa milik keraton untuk mencari putrinya dengan menyisiri jalur pantai utara.
Alhasil, Sang Putri pun ditemukan oleh ular tersebut. Berkat bujukan ular jika perjodohan dibatalkan, akhirnya Putri mau kembali ke keraton. Sayangnya, niat buruk ular tersebut diketahui seorang waliyullah kota Gresik, yakni Sunan Giri (Raden Paku). Yang kala itu menguasai penyebaran ajaran islam di kota pudak.
ejtcom_mengare_1234Sunan Giri akhirnya mengutus Sunan Karebet (Jaka Tingkir) untuk mengutuk ular tersebut. Sempat terjadi pertarungan sengit, namun ular kalah hingga akhirnya mati dengan kondisi mengelilingi Pulau Mengare (kini,red). Menurut cerita dari salah seorang sesepuh Dusun Kramat, Mohammad Ahnan (54) mengatakan jika tubuh mayat ular itu akhirnya terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu bagian kepala adalah Dusun Kramat, bagian perut adalah Dusun Tajung Widoro, dan bagian ekor adalah Dusun Mentani (Watu Agung).
“Dan ketiga tempat itulah yang akhirnya menjadi bagian dari Pulau Mengare,” kata bapak 3 anak itu sambil mengisap rokoknya dalam-dalam. Saat ditanya siapakah tokoh pertama kali yang babat alas Pulau Mengare. Ahnan mengatakan tokoh itu bernama Dimas Sulthan Kertabumi, salah seorang utusan kerajaan Panjaluh Tasikmalaya Jawa Barat. Yang makamnya dapat dijumpai pedukuhan Ujung Sawo Dusun Kramat